Liputanntb.com – Demokrasi bukan hanya soal pemilu dan kebebasan berbicara, melainkan sebuah budaya yang membutuhkan fondasi kuat melalui pendidikan. Di Indonesia, sebagai negara dengan sistem demokrasi terbesar ketiga di dunia, pendidikan memainkan peran sentral dalam membentuk warga negara yang kritis, toleran, dan bertanggung jawab.
Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk memperkenalkan nilai-nilai demokrasi, seperti penghormatan terhadap hak asasi manusia, keberagaman, dan dialog. Melalui proses pembelajaran, siswa diajak untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan menyelesaikan konflik secara damai. Ini adalah keterampilan esensial dalam menjaga keberlanjutan demokrasi.
Namun, tantangan masih ada. Ketimpangan akses pendidikan di berbagai daerah, kurikulum yang belum sepenuhnya menanamkan nilai-nilai demokrasi, serta minimnya pendidikan kewarganegaraan berbasis praktik, menjadi hambatan utama. Untuk itu, pemerintah, pendidik, dan masyarakat perlu bersinergi membangun sistem pendidikan yang inklusif dan relevan.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kesadaran demokrasi yang kuat. Dengan pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai demokrasi, kita bisa berharap masa depan bangsa ini akan dipimpin oleh individu yang mampu menjaga dan memperkuat sistem demokrasi Indonesia.
Sebagaimana pepatah mengatakan, “Demokrasi dimulai dari kelas,” maka mari bersama kita perkuat peran pendidikan dalam menciptakan demokrasi yang adil dan berkelanjutan.
Penulis: Baiq Azmi Sukroyanti (Mahasiswa Pascasarjana S3 Undiksha).