tajam terpercaya

Hari Gizi Nasional 2025 : Akademisi UNU NTB Ingatkan Bahaya Rokok sebagai Penyebab Stunting

Advertisements
Advertisements

Liputanntb.com – Sabtu, 25 Januari 2025 – Universitas Nahdlatul Ulama NTB (UNU NTB) melalui program UNU LiterAction! menyelenggarakan talkshow spesial di 87.6 Insania FM untuk memperingati Hari Gizi Nasional 2025. Acara ini menghadirkan narasumber Novia Arista, S.Gz., M.Gz, akademisi Fakultas Kesehatan UNU NTB, yang mengupas tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat: Langkah Nyata Mewujudkan Gizi Seimbang.”

3628279735105432 google.com, pub-3628279735105432, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Dalam sesi tersebut, Novia menjelaskan konsep Gizi Seimbang, yang menggantikan istilah lama “4 Sehat 5 Sempurna.” Gizi seimbang mencakup susunan makanan sehari-hari yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan cairan. Ia juga menyoroti pentingnya memahami piramida gizi, di mana karbohidrat, protein, dan lemak (zat gizi makro) berada di dasar, sementara garam (zat gizi mikro) ada di puncak.

Novia mengungkapkan prevalensi stunting di Indonesia yang mencapai 21,5%. Penyebabnya mencakup faktor internal seperti pola makan tidak seimbang, serta faktor eksternal seperti tingkat pendidikan dan ekonomi. “Masih banyak masyarakat yang keliru memahami pola makan. Contohnya, memperbanyak nasi dengan lauk sedikit dianggap cukup. Padahal, anak-anak justru membutuhkan protein hewani yang tinggi untuk mendukung tumbuh kembangnya. Kalau yang diperbanyak hanya karbohidrat, anak bisa mengalami stunting sekaligus obesitas,” jelasnya.

Ia mencontohkan, asupan kalori harian harus memenuhi kebutuhan energi tubuh, misalnya 2.100 kkal yang mencakup makanan utama dan camilan. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya terdiri dari 200 gram (dua centong nasi) ditambah lauk tinggi protein seperti ikan atau telur.

Pentingnya Zat Gizi Mikro dan Peran Ibu dalam Pencegahan Stunting

Novia juga mengupas pentingnya pemahaman keluarga terhadap perbedaan zat gizi makro(karbohidrat, protein, lemak) yang diperlukan dalam jumlah besar dan zat gizi mikro (seperti zat besi dan asam folat) yang dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi memiliki peran penting. Kurangnya zat besi dan asam folat, misalnya, dapat menyebabkan anemia, yang tidak hanya menyerang remaja dan dewasa, tetapi juga anak-anak dan balita.

“Masalah gizi seperti stunting sebenarnya dapat dicegah sejak dini, bahkan sebelum seorang ibu hamil. Remaja putri yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) berisiko tinggi melahirkan anak stunting. Oleh karena itu, asupan protein, susu, dan telur selama masa kehamilan sangat penting untuk mencegah hal ini,” ujarnya.

Ia mengingatkan masyarakat agar tidak malas membawa anak ke posyandu karena layanan ini sangat penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia menekankan peran posyandu sebagai pusat edukasi gizi bagi masyarakat memiliki peran penting dalam deteksi dini terhadap stunting

Bahaya Rokok dan Kebiasaan Buruk dalam Pola Konsumsi

Isu lain yang diangkat adalah hubungan antara kebiasaan merokok dengan gizi. Berdasarkan penelitian, nikotin dalam rokok dapat mengganggu penyerapan protein pada anak yang terpapar asap rokok sehingga dapat menyebabkan stunting. “Ya, sudah banyak jurnal dan penelitian terkait hal tersebut. Para orangtua yang merokok, mari mengurangi. Harga rokok itu setara dengan harga ayam setengah kilo. Dengan mengurangi rokok, anggarannya bisa dialihkan untuk membeli makanan bergizi seperti protein hewani,” ungkap Novia.

Ia juga mengingatkan tentang tren konsumsi minuman manis seperti kopi kekinian dan boba di kalangan anak muda. Gula yang berlebihan tidak hanya meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, tetapi juga berdampak pada kulit, terutama perempuan. “Mengonsumsi gula yang berlebihan dapat memicu jerawat dan masalah kesehatan lainnya. Minuman manis boleh sesekali, misalnya sebagai self-reward setelah menyelesaikan tugas, tetapi jangan terlalu sering, sebulan sekali lah”, ujarnya.

Baca : Cara Selamat dari Tsunami, UNU LiterAction! Perkenalkan Teknik 20-20-20

Program Makan Bergizi Gratis

Dalam talkshow ini, Novia juga memberikan apresiasi terhadap program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dirancang untuk menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat yang kurang mampu. Namun, ia menekankan pentingnya pengawasan ketat oleh ahli gizi agar makanan yang disediakan benar-benar memenuhi standar gizi seimbang.

“Program ini sangat baik jika dilaksanakan dengan benar, tetapi harus ada pengawasan di setiap dapur MBG. Jangan hanya memberikan nasi dalam jumlah besar tanpa lauk bergizi. Dengan melibatkan ahli gizi, program ini dapat berjalan maksimal,” ujar Novia. Ia juga menyebutkan bahwa banyak alumni Prodi S1 Gizi UNU NTB yang kini berkontribusi di lembaga-lembaga seperti Badan Gizi Nasional, membantu implementasi program semacam ini.

Novia kemudian mengajak para pendengar, khususnya generasi muda, untuk mempertimbangkan kuliah di UNU NTB. “Fakultas Kesehatan UNU NTB memiliki program studi Gizi yang berkualitas, dengan dosen-dosen kompeten dan peluang besar untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas gizi masyarakat. Ini adalah kesempatan emas untuk menjadi bagian dari solusi masalah gizi di Indonesia,” tuturnya.

Tantangan Kampanye Gizi di Indonesia

Novia juga mengulas tantangan yang dihadapi dalam menyampaikan kampanye gizi kepada masyarakat. Salah satunya adalah anggapan bahwa makanan bergizi itu mahal. “Ketika dihimbau untuk makan bergizi, banyak yang bilang tidak punya uang. Tapi untuk membeli rokok, selalu ada. Padahal, buah seperti pisang dan pepaya, yang kaya kalium, mudah ditemukan dan murah. Edukasi seperti ini harus terus dilakukan agar masyarakat memahami pentingnya gizi,” tambahnya.

Budaya lokal juga menjadi tantangan, terutama terkait pantangan terhadap makanan tertentu yang sebenarnya kaya gizi. Selain itu, kurangnya waktu dan perhatian orang tua juga memengaruhi keberhasilan kampanye gizi, terutama di pedesaan.

Pesan Hari Gizi Nasional 2025

Melalui talkshow ini, UNU NTB mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya gizi seimbang. Novia menutup dengan pesan, “Gizi seimbang adalah kombinasi karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah yang tidak dapat saling menggantikan. Perhatikan pola makan keluarga untuk mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif.”

Talkshow ini merupakan bagian dari komitmen UNU NTB dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi, yang juga didukung oleh alumni prodi Gizi UNU NTB yang kini berkiprah di berbagai lembaga nasional. []

***

Humas dan Informasi Publik Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Jl. Pendidikan No. 6, Mataram, NTB

Telp/WA: 0819 1745 2129

Email : humas@ununtb.ac.id