tajam terpercaya

Perkawinan atau Kemiskinan? Generasi Muda Lombok Utara Dihadapkan pada Pilihan Sulit!

Perkawinan atau Kemiskinan? Generasi Muda Lombok Utara Dihadapkan pada Pilihan Sulit!
(Photo:Ilustrasi). Perkawinan atau Kemiskinan? Generasi Muda Lombok Utara Dihadapkan pada Pilihan Sulit!
Advertisements
Advertisements

Liputanntb.com – Lombok Utara – Tim UNU LiterAction! kembali melanjutkan kampanye edukatif mereka dengan misi penting: mencegah perkawinan anak yang masih menjadi permasalahan besar di Indonesia, khususnya di Lombok Utara.

3628279735105432 google.com, pub-3628279735105432, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Kali ini, mereka mengunjungi SMKN 1 Bayan sebagai titik pertama dalam rangkaian kegiatan yang bekerja sama dengan LAKPESDAM NU NTB, INKLUSI, dan Fatayat NU Lombok Utara.

Husna Fatayati, penggagas roadshow UNU LiterAction!, hadir langsung untuk memberikan arahan kepada para siswa. Ia menegaskan bahwa perkawinan di usia anak tidak hanya berdampak buruk bagi individu yang terlibat, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

“Perkawinan anak menyebabkan rantai kemiskinan struktural yang sulit dihentikan. Ketika anak menikah sebelum 18 tahun, mereka akan mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya. Pendidikan terbengkalai, sulit mendapatkan pekerjaan layak, dan akhirnya terjebak dalam pendapatan yang rendah,” ujar Husna.

Pendidikan: Kunci Memutus Rantai Kemiskinan

Dalam sesi yang sama, Muhammad Yaqub, S.H.I., M.E., Ketua Prodi Ekonomi Islam UNU NTB, juga menyampaikan bahwa pendidikan adalah fondasi utama untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

“Jika satu anggota keluarga mulai sadar akan pentingnya pendidikan, itu bisa menjadi titik balik bagi keluarga secara keseluruhan. Satu orang yang berubah bisa berdampak besar bagi generasi berikutnya,” jelas Yaqub.

Lebih lanjut, ia memaparkan prospek pendidikan tinggi di UNU NTB, terutama di Prodi Ekonomi Islam. Lulusan prodi ini tidak hanya bisa bekerja di lembaga keuangan syariah, tetapi juga menjadi konsultan bisnis syariah, mendirikan startup berbasis ekonomi kreatif, atau membuka usaha sendiri dengan prinsip ekonomi Islam.

Pendidikan Tinggi, Prospek Karier yang Lebih Cerah

Khaerul Anam, S.Pd., M.Fis., AlFO-Fit, Dosen PJKR UNU NTB, turut memberikan wawasan kepada siswa SMKN 1 Bayan terkait pentingnya melanjutkan kuliah dibanding langsung bekerja setelah lulus SMK.

“Paradigma bahwa lulusan SMK harus langsung bekerja perlu diubah. Dengan melanjutkan kuliah, terutama di jurusan dengan prospek kerja jelas, penghasilan yang diperoleh jauh lebih tinggi. Pendidikan tinggi membuka peluang posisi strategis dengan gaji lebih besar,” paparnya.