Liputanntb.com – Mataram – Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan menerima seorang mahasiswa luar biasa dari kalangan Sekolah Luar Biasa (SLB). Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk meraih impian dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
kemudian, Mahasiswa tersebut, yang memiliki kebutuhan khusus, telah menunjukkan semangat belajar yang luar biasa sejak di bangku SLB. Dengan dukungan penuh dari keluarga, guru, dan lingkungan sekitarnya, Anak SLB Berpartisipasi dalam Tes Wawancara UNU NTB yang telah dilaksanakan hari Kamis (15/8/24) kemarin.
Baca: Seleksi Wawancara Mahasiswa Baru UNU NTB: Menjaring Generasi Berilmu dan Berakhlak Mulia
Rektor UNU NTB, Diwakili Ahmad Fauzan, S.Th.,MA (Wakil Rektor 1 UNU NTB), menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya. “Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan pendidikan mahasiswa ini. Penerimaan mahasiswa dari kalangan SLB merupakan salah satu komitmen kami untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak bangsa tanpa memandang latar belakang dan keterbatasan fisik,” ujar Fauzan.
Lebih lanjut Fauzan sampaikan, ” Kisah inspiratif ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak lain yang memiliki kebutuhan khusus untuk terus berjuang meraih impian mereka. Pendidikan adalah hak semua orang, dan UNU NTB telah membuktikan komitmennya untuk mendukung inklusivitas dalam dunia akademik” tandasnya.
Sementara Sekretaris Yayasan Samara Lombok, nama akrab Zen, menegaskan komitmennya terhadap inklusivitas di dunia pendidikan. Dalam sebuah wawancara, Zen menyampaikan bahwa pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, tanpa memandang latar belakang atau keterbatasan fisik. Ia juga mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh UNU NTB dalam mewujudkan inklusivitas di dunia pendidikan. “UNU NTB telah menunjukkan peran pentingnya sebagai vioner dalam pendidikan inklusif, khususnya bagi teman-teman disabilitas. Kami melihat komitmen kuat dari UNU NTB untuk tidak hanya menerima mahasiswa disabilitas, tetapi juga menyediakan fasilitas yang mendukung mereka dalam proses belajar,” ungkap Zen.
Namun, menurutnya, upaya ini tidak bisa berdiri sendiri. Pemerintah Provinsi NTB diharapkan dapat lebih proaktif dalam menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh mahasiswa disabilitas. “Pendidikan inklusif tidak hanya menjadi tanggung jawab universitas, tetapi juga pemerintah. Kami mendorong agar Pemerintah NTB dapat lebih serius dalam menyediakan infrastruktur yang ramah disabilitas, baik di kampus maupun di lingkungan publik lainnya,” tambahnya.
Baca: BEM UNU NTB Terpilih: Kepemimpinan Baru Siap Wujudkan Visi Kampus
Lebih lanjut Zen juga sampaikan, Sebuah pencapaian luar biasa diraih oleh anak-anak dari Sekolah Luar Biasa (SLB) , yang baru saja selesai melakukan studi banding ke enam negara bagian salah satunya, ke Negara washington, hebatnya disana yang menjahit baju tentara Amerika itu dari teman-teman yang tunanetra. Oleh karena itu perjalanan ini tidak hanya menjadi ” Pengalaman berharga bagi mereka, tetapi juga menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, anak-anak berkebutuhan khusus dapat mencapai prestasi global,” kata Dia.
Fasilitas yang memadai, seperti aksesibilitas fisik, transportasi, hingga layanan dukungan akademik khusus, sangat diperlukan untuk mendukung mahasiswa disabilitas dalam meraih pendidikan tinggi. Hal ini sejalan dengan visi UNU NTB yang ingin menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, di mana semua mahasiswa dapat belajar dengan nyaman dan optimal.
UNU NTB, sebagai pelopor pendidikan inklusif di NTB, berharap bahwa langkah ini dapat diikuti oleh lembaga pendidikan lainnya serta didukung penuh oleh pemerintah daerah. Dengan sinergi yang kuat antara universitas, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan kesetaraan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk teman-teman disabilitas, dapat benar-benar terwujud.
(Abi)