Kegiatan baksos ini sangat berarti bagi masyarakat Meang, yang sebelumnya sudah sering kali menghadapi kesulitan besar akibat keterbatasan akses. Viral sebelumnya di media sosial bahwa ibu hamil harus ditandu berjam-jam hanya untuk mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan, sebuah kenyataan pahit yang terjadi di desa ini. Tak hanya itu, anak-anak di Meang juga kesulitan pergi ke sekolah karena akses yang sangat terbatas, sementara para petani kesulitan menjual hasil panen mereka akibat kondisi jalan yang buruk. Semua masalah ini berakar dari satu hal, yaitu jalan rusak parah yang menghambat kehidupan sehari-hari.

Kolaborasi antara berbagai pihak dalam kegiatan ini menunjukkan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat. Fatayat NU NTB, bersama mitra-mitra yang terlibat, berharap agar baksos ini bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi bisa menjadi gerakan berkelanjutan untuk mengangkat kualitas hidup masyarakat di desa-desa tertinggal. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergotong royong membantu masyarakat yang membutuhkan, sekaligus memperjuangkan perbaikan infrastruktur dan akses bagi mereka yang terisolasi.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dalam pengabdian ini. Semoga kita bisa terus menghidupkan keberadaan Fatayat di tengah-tengah masyarakat pelosok, serta memberikan manfaat yang besar dalam memperbaiki kehidupan mereka,” tutup Ainal dengan penuh harapan.