Wali nyatoq adalah cerminan perpaduan antara nilai-nilai Islam dan budaya lokal yang masih hidup dan dilestarikan oleh masyarakat Desa Dewali hingga saat ini.
Kata “Sasak” diduga berasal dari istilah “sak-sak,” yang berarti berjalan dengan cepat dalam bahasa lokal. Pendapat lain mengaitkan kata ini dengan tulisan kuno di lontar yang menyebutkan “sa’-saq,” yang memiliki arti simbolik terkait perjalanan leluhur.
Masyarakat Sasak diyakini berasal dari kelompok Austronesia yang bermigrasi dari daratan Asia ke kepulauan Nusantara ribuan tahun lalu. Mereka membawa tradisi maritim, bercocok tanam, serta kepercayaan animisme dan dinamisme sebelum agama-agama besar masuk.
Pada abad ke-8 hingga abad ke-14, pengaruh Hindu-Buddha cukup kuat di Lombok, yang terlihat dari peninggalan kerajaan-kerajaan seperti Kerajaan Selaparang. Sasak pada masa ini sudah memiliki sistem pemerintahan lokal dan kebudayaan yang kaya, seperti tradisi seni dan sastra lontar.
Islam mulai masuk ke Lombok pada abad ke-16 melalui para pedagang dan penyebar agama dari Jawa, Sulawesi, dan Makassar. Proses Islamisasi berjalan damai, dan masyarakat Sasak mengadopsi Islam dengan tetap mempertahankan unsur-unsur adat yang disebut Wetu Telu, sebuah perpaduan unik antara Islam, Hindu, dan tradisi lokal.
Penulis: (Hasbi).
Page: 1 2
Liputanntb.com - Praya, Lombok Tengah – Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) kembali…
Liputanntb.com - Mataram, 10 Januari 2025 – SMKN 3 Mataram menjadi titik awal kegiatan UNU…
Liputanntb.com - Mataram, 10 Januari 2025 – SMKN 3 Mataram menjadi titik awal kegiatan UNU…
Liputanntb.com - Baru-baru ini, sekelompok aktivis yang tergabung dalam Nurani 98 mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi…
Liputanntb.com - Aktor James Woods mengalami peristiwa memilukan ketika rumahnya di kawasan Pacific Palisades, Los…
Liputanntb.com - Gerung, 11 Januari 2025 – Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat kembali…