Liputanntb.com – Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1994, tanggal 25 November secara resmi ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Guru Nasional.
Penetapan ini merupakan bentuk apresiasi negara terhadap kontribusi para pendidik dalam mewujudkan tujuan nasional di bidang pendidikan. Peringatan ini tidak hanya sebagai sarana untuk menghormati jasa-jasa guru, tetapi juga sebagai momentum untuk merefleksikan tantangan dan peluang dalam pengembangan profesi kependidikan serta untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan secara berkelanjutan.
Peringatan Hari Guru Nasional, bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi juga merupakan momen bersejarah untuk mengenang dan menghargai jasa para pendidik yang telah berjuang sejak masa lalu dalam membangun sistem pendidikan nasional. Hari Guru Nasional memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar perayaan tahunan.
Peringatan ini adalah waktu untuk merenungkan peran penting guru dalam membentuk karakter dan masa depan generasi muda. Guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi individu yang bermoral dan bertanggung jawab.
Hari itu juga menjadi momentum untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Hari Pendidikan Guru Nasional adalah momen penting untuk menghargai dan menghormati jasa-jasa guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejarah penetapan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menghargai dedikasi guru. Makna yang mendalam dari peringatan ini mengingatkan kita akan peran penting guru dalam membentuk masa depan generasi muda. Dengan memanfaatkan inovasi teknologi, guru dapat berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu tujuan utama SDGs.
Peran Guru dalam Mewujudkan SDGs Keempat
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah 17 tujuan global yang diadopsi oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan pada tahun 2030.Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-4, yang menggarisbawahi pentingnya pendidikan berkualitas, merupakan landasan bagi pencapaian seluruh tujuan SDGs.
Pendidikan yang inklusif dan relevan tidak hanya memberikan individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja, tetapi juga membekali mereka dengan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan lingkungan dan masyarakat.
Dengan demikian, pendidikan menjadi katalisator utama dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Tema “Inovasi Teknologi dan Pendidikan untuk Mewujudkan SDGs” menjadi fokus dalam Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) ke-XVI. Dalam konteks ini peran guru sangat krusial, yaitu pendidikan yang berkualitas.
Guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memberdayakan. Dengan meningkatkan kompetensi dan terus mengembangkan diri, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan abad ke-2.
Melalui inovasi teknologi, guru dapat meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, terutama di daerah terpencil dan terbelakang. Teknologi juga memungkinkan guru untuk mengadopsi metode pengajaran yang lebih interaktif dan efektif, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih baik dan mencapai hasil yang optimal.
Sustainable Development Goals (SDGs) keempat memberikan perhatian khusus pada peningkatan kompetensi guru sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan berkualitas.
Dalam konteks Hari Guru Nasional, kita perlu merefleksikan sejauh mana upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru, terutama dalam hal penguasaan teknologi pendidikan dan penerapan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan profesional guru secara berkelanjutan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin 4.7 menempatkan guru sebagai aktor kunci dalam menanamkan nilai-nilai keberlanjutan pada peserta didik.
Melalui pendidikan tentang perdamaian, hak asasi manusia, dan keberagaman budaya, guru dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membangun masa depan yang berkelanjutan. Peringatan Hari Guru Nasional menjadi momentum yang tepat untuk mendorong guru agar semakin aktif mengintegrasikan nilai-nilai SDGs ke dalam proses pembelajaran.
Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8 mengingatkan kita bahwa pekerjaan dan penghidupan yang layak adalah hak setiap individu, termasuk guru. Kesejahteraan guru yang memadai, baik dari segi finansial maupun non-finansial, akan berdampak positif pada kualitas pendidikan. Guru yang merasa dihargai dan didukung akan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya.
Dalam konteks Hari Guru Nasional, mari kita bersama-sama mendorong pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan guru sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.
Oleh: Grassiana Misseri Cordia (Mahasiswa S3 Undiksha)
liputanntb.com - Membaca buku di tengah perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) tetap menjadi aktivitas yang…
Liputanntb.com - Bima - Moment peralihan Kepengurusan Himpunan Alumni (HA) IPB di Bima Dompu, dalam…
Liputanntb.com - Pembagian rapot dan menyambut tahun baru 2025 biasanya menjadi momen penting bagi para…
Liputanntb.com - Pernyataan Prabowo Subianto yang mengaku heran karena program makan bergizi sering diejek, termasuk…
LiputanNTB.com - Sejumlah pelamar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) mengungkapkan kekecewaan mendalam setelah tidak lolos pada…
Liputanntb.com - Kesepakatan antara DPR dan Menpan RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi)…