tajam terpercaya

Merajut Cinta kepada Rasulullah SAW melalui Khatmil Quran: Peringatan Maulid Nabi di Masjid Al-Mujtahidin Monjok

Merajut Cinta kepada Rasulullah SAW melalui Khatmil Quran: Peringatan Maulid Nabi di Masjid Al-Mujtahidin Monjok
Merajut Cinta kepada Rasulullah SAW melalui Khatmil Quran: Peringatan Maulid Nabi di Masjid Al-Mujtahidin Monjok

Liputanntb.com– Masjid Al-Mujtahidin, Monjok, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan khidmat. Acara yang berlangsung dengan suasana penuh syukur dan kebersamaan ini dihadiri oleh warga gedur raya  wilayah Monjok dan sekitarnya. Peringatan ini juga dirangkaikan dengan ceramah berbahasa arab oleh salah satu santri, kemudian, Khatmil Quran yang dilakukan oleh para Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Al-Mukmin Monjok.

Kegiatan dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran oleh para Khataman Quran.

TGH. Husnul Hadi
TGH.Husnul Hadi. Merajut Cinta kepada Rasulullah SAW melalui Khatmil Quran: Peringatan Maulid Nabi di Masjid Al-Mujtahidin Monjok (Liputanntb.com).

Setelah rangkaian khataman selesai, ceramah agama oleh TGH Husnul Hadi mengingatkan pentingnya meneladani kehidupan dan ajaran Rasulullah SAW, terutama dalam meningkatkan akhlak dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Ketua Panitia, Ust.Muridun,S.Ag, menyampaikan bahwa acara Maulid Nabi ini tidak hanya bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai momen untuk memperkuat tali silaturahmi dan meningkatkan keimanan umat. “Kami berharap, melalui kegiatan ini, jamaah semakin termotivasi untuk meneladani Rasulullah dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama,” ujarnya.

Dalam ceramahnya, TGH Husnul Hadi mengajak seluruh jamaah untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW yang penuh kasih sayang, kesabaran, dan keikhlasan. Beliau menekankan pentingnya meneladani kehidupan Nabi dalam segala aspek, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan modern yang semakin kompleks.

“Kita sebagai umat Islam harus mencontoh akhlak mulia Rasulullah, bukan hanya dalam hal ibadah, tetapi juga dalam bermuamalah dan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Rasulullah adalah sosok yang pemaaf, penuh kasih sayang, dan adil. Jika kita bisa meniru sifat-sifat mulia ini, insyaAllah kehidupan kita akan penuh berkah,” ujar TGH Husnul Hadi dalam ceramahnya.

Beliau juga mengingatkan pentingnya memperkuat keimanan dan ketaqwaan melalui membaca dan mengamalkan Al-Quran serta menjaga silaturahmi di antara umat Islam. Selain itu, TGH Husnul Hadi menekankan agar umat senantiasa meningkatkan rasa empati dan peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang kurang mampu.

Ceramah TGH Husnul Hadi Pada Peringatan Nabi Muhammad SAW

Sejarah Sumaiyah binti Khayyat: Syahidah Pertama dalam Islam

Sumaiyah binti Khayyat adalah salah satu wanita yang memiliki tempat istimewa dalam sejarah Islam, karena ia adalah syahidah pertama dalam agama ini. Ia hidup pada masa awal dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah, ketika kaum Muslimin menghadapi banyak tekanan dan penganiayaan dari kaum Quraisy.

1. Kehidupan Awal dan Masuk Islam

Sumaiyah adalah seorang wanita dari golongan hamba sahaya yang berasal dari suku rendah di Mekkah. Ia menikah dengan Yasir bin Amir, seorang pria yang datang dari Yaman dan kemudian menjadi penduduk Mekkah. Bersama suaminya, mereka memiliki seorang anak bernama Ammar bin Yasir, yang juga dikenal sebagai salah satu sahabat Nabi.

Keluarga Yasir, termasuk Sumaiyah, adalah di antara orang-orang pertama yang menerima Islam. Mereka termasuk golongan pertama yang memeluk agama Islam saat Nabi Muhammad SAW mulai menyebarkan ajaran tauhid. Pada saat itu, menerima ajaran Islam berarti harus siap menghadapi penganiayaan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kekuatan sosial atau ekonomi, seperti kaum hamba sahaya.

2. Penganiayaan Kaum Quraisy

Keluarga Yasir, termasuk Sumaiyah, mengalami siksaan berat dari kaum Quraisy karena keteguhan mereka dalam memeluk Islam. Mereka dipaksa untuk kembali kepada agama nenek moyang mereka yang menyembah berhala, namun mereka menolak dengan tegas. Karena posisi sosial mereka yang lemah, Sumaiyah dan keluarganya menjadi target penganiayaan yang sangat brutal.

Abu Jahal, salah satu pemimpin Quraisy yang paling keras menentang Islam, adalah orang yang memimpin penyiksaan terhadap keluarga Yasir. Mereka dipaksa menghadapi siksaan fisik yang luar biasa. Mereka diikat, dipukuli, dan dijemur di bawah terik matahari padang pasir Mekkah dengan harapan mereka akan meninggalkan agama Islam. Namun, keluarga Yasir, termasuk Sumaiyah, tetap teguh dalam keimanan mereka.

3. Kesyahidan Sumaiyah

Salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah penganiayaan kaum Muslim awal adalah kematian Sumaiyah. Saat Sumaiyah menolak keras tekanan dan ancaman untuk kembali kepada kemusyrikan, Abu Jahal, dalam kemarahannya, menikam Sumaiyah dengan tombak hingga ia gugur sebagai syahidah.

Sumaiyah menjadi wanita pertama yang mati syahid dalam Islam, mempertahankan keyakinannya dengan keberanian luar biasa. Kematian Sumaiyah binti Khayyat menandakan betapa beratnya cobaan yang dihadapi umat Islam pada masa awal perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW.

4. Penghormatan dari Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW sangat menghormati keluarga Yasir dan sering memberikan kabar gembira kepada mereka atas keteguhan iman mereka. Beliau pernah mengatakan kepada keluarga Yasir, termasuk Sumaiyah: “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya tempat kalian adalah surga.” Pernyataan ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan Sumaiyah dan keluarganya di mata Allah dan Rasul-Nya karena keteguhan mereka dalam mempertahankan iman di tengah ujian berat.

5. Pengaruh dalam Sejarah Islam

Kisah Sumaiyah binti Khayyat memiliki pengaruh mendalam dalam sejarah Islam. Ia menjadi simbol keberanian, ketabahan, dan pengorbanan untuk membela agama. Kisah penganiayaannya bersama keluarga Yasir sering dijadikan contoh oleh umat Muslim tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan dan penganiayaan demi mempertahankan iman kepada Allah SWT.

Sumaiyah binti Khayyat bukan hanya dikenang sebagai syahidah pertama, tetapi juga sebagai inspirasi bagi umat Islam, terutama kaum perempuan, bahwa perjuangan dan pengorbanan di jalan Allah akan mendapatkan balasan yang besar di sisi-Nya.

Kesimpulan

Sumaiyah binti Khayyat adalah sosok pahlawan dalam Islam, yang kisah pengorbanannya menjadi teladan bagi umat Muslim sepanjang masa. Kematian syahidnya merupakan bukti bahwa keyakinan dan keteguhan iman lebih kuat daripada ketakutan akan siksaan dan kematian. Sebagai syahidah pertama, Sumaiyah dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah awal Islam, yang mempertahankan akidahnya meski harus mengorbankan nyawa.

Penutupan dan Doa Bersama

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh TGH Husnul Hadi , memohon keberkahan dan kebaikan bagi seluruh jamaah dan masyarakat. Doa tersebut juga ditujukan untuk keselamatan bangsa serta kesejahteraan umat Islam di seluruh dunia.

(Fn)