Liputanntb.com – RSUD Praya saat ini menghadapi sorotan tajam terkait pelayanan kesehatan, khususnya dalam pengelolaan stok darah di bank darah. Kekosongan stok darah yang parah di rumah sakit ini telah menimbulkan kritik dari pasien, keluarga, dan masyarakat umum.
Masalah ini di alami oleh Lalu Kedim Murem, S.Pd.I. Orang tuanya sedang di rawat di RSUD Praya menyampaikan, ” Bapak tadi malam HB nya sangat kurang, saya minta darah, ini saya pakai umum juga sehingga pelayanannya bisa lebih baik, tapi kenyataan di bank darah banyak sekali alasannya, pemerintah kurang siap dalam pelayanan masyarakat,” ujarnya. Kedim (Sekdes Rembitan).
Baca: Di Kritik! RSUD Praya Melaporkan Salah Satu Akun Facebook Ke Polres Lombok Tengah
Masalah Utama:
Kualitas Pelayanan yang Buruk: Banyak pasien dan keluarga pasien melaporkan bahwa pelayanan di RSUD Praya kurang baik. Keluhan mencakup kurangnya kecepatan dan efisiensi dalam penanganan kasus, serta pelayanan yang dianggap tidak ramah dan tidak responsif terhadap kebutuhan pasien.
Kekurangan Stok Darah: Kekosongan stok darah di bank darah RSUD Praya telah menambah beban dan kesulitan dalam memberikan perawatan yang diperlukan, terutama untuk pasien dalam kondisi kritis.
Keterlambatan Tindakan: Beberapa pihak mengkritik lambatnya tindakan yang diambil untuk mengatasi kekurangan dan masalah lainnya, yang menambah ketidakpuasan di kalangan pasien dan masyarakat.
Baca: Aparat Penegak Hukum Segera Bertindak: Catatan Meninting dan Rembitan
Lebih lanjut Lalu Kedim Kecewa, ” Pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah tidak singkron dengan kebutuhan masyarakat, antara pembangunan dengan kesediaan obat di RSUD Praya. Kabupaten Lombok Tengah sudah mendunia, punya sirkuit dan penerima WTP tiap tahun, tapi manfaatnya tidak dirasakan masyarakat Lombok Tengah. Kami sangat berharap Bupati, wakil Bupati dan dinas kesehatan itu, silahkan legowo untuk segera mundur,” ujarnya..
Baca:PENYAMBUTAN dan PENERIMAAN KKN UNU NTB 2024 DI DESA REMBITAN
” Silahkan mundur kalau tidak mampu memberikan perlindungan pada masyarakat kecil, kalau masyarakat yang mampu masih bisa membeli dan mencari darah kl tidak mampu maka nyawa masyarakat akan jadi korban, pemerintah jangan sibuk untuk kepentingan pribadi tapi sibuklah untuk kepentingan masyarakat kami butuh pelayanan yang prima kami butuh pelayanan baik tanpa ada alasan yang paling menyakitkan pegawai bank darah menyatakan tidak ada anggaran utk membeli peralatan” pungkasnya Lalu Kedim.
(Abi).
liputanntb.com - Membaca buku di tengah perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) tetap menjadi aktivitas yang…
Liputanntb.com - Bima - Moment peralihan Kepengurusan Himpunan Alumni (HA) IPB di Bima Dompu, dalam…
Liputanntb.com - Pembagian rapot dan menyambut tahun baru 2025 biasanya menjadi momen penting bagi para…
Liputanntb.com - Pernyataan Prabowo Subianto yang mengaku heran karena program makan bergizi sering diejek, termasuk…
LiputanNTB.com - Sejumlah pelamar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) mengungkapkan kekecewaan mendalam setelah tidak lolos pada…
Liputanntb.com - Kesepakatan antara DPR dan Menpan RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi)…