Liputanntb.com – Mataram – Prestasi kontingen Nusa Tenggara Barat (NTB) di Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut mengalami penurunan signifikan. Dari total 44 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan, NTB hanya berhasil menempati urutan ke-14 dari seluruh provinsi yang berpartisipasi.
Pada PON Papua 2021 , NTB menunjukkan performa yang lebih baik dengan jumlah 19 cabor dan prestasi olaharaga NTB meraih 15 medali emas dan menempati urutan ke-9 secara nasional, namun kali ini, pada PON XXI Aceh-Sumut 2024 , hasil yang didapat tidak memenuhi harapan alias gagal mencapai target 20 Emas seperti yang disampaikan ketua Koni NTB H.Mori Hanafi. Pada Kontingen NTB meraih sejumlah medali, tetapi tidak cukup untuk bersaing di papan atas, yang didominasi oleh provinsi-provinsi besar seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta.
BACA: Perolehan Medali Pon XXI: Jabar Masih Teratas Dengan 169 Emas
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Drs. Tri Budi Prayitno, M.Si,, menyatakan bahwa penurunan prestasi ini akan menjadi evaluasi untuk perbaikan ke depannya. “Kami akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil ini, serta melakukan pembinaan yang lebih intensif untuk atlet-atlet kami,” ungkapnya via whatsap.
Meskipun demikian, ada beberapa cabor yang masih menunjukkan harapan dan potensi untuk berkembang, di mana atlet-atlet muda NTB diharapkan dapat menjadi pilar kekuatan di PON mendatang. Dengan semangat juang yang tinggi, diharapkan NTB dapat bangkit dan memperbaiki posisi di PON selanjutnya.
Sementara dari pengamat olahraga, Hasbi, S.Pd., M.Or. (Kandidat Doktor) memberikan pandangannya mengenai penurunan prestasi atlet Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Menurutnya, hasil yang diperoleh kontingen NTB, yang menempati urutan ke-14 dari total 44 cabang olahraga, mencerminkan sejumlah tantangan yang perlu segera diatasi.
“Penurunan prestasi ini sangat mengkhawatirkan terlebih NTB akan menjadi tuan rumah PON XXII tahun 2028 mendatang . NTB sebelumnya dikenal sebagai provinsi yang mampu bersaing di level nasional, namun tahun ini hasilnya tidak sesuai harapan,” ujar Hasbi dalam konferensi pers.
Hasbi menilai bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi hasil tersebut, antara lain, banyaknya katagori cabang olaharaga yang berprestasi diberikan program ke great B dan C dengan persiapan hanya diberikan 5 Bulan ini juga ada kemungkinan yang mempengaruhi daripada mental juara atlet NTB. oleh karena itu perlu KONI NTB mengevaluasi kesetaraan sistem pembinaan atlet agar dapat menghasilkan atlet berprestasi yang mampu bersaing di tingkat nasional,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kerjasama antara pemerintah, lembaga olahraga, dan masyarakat dalam mendukung perkembangan atlet NTB. “Dukungan dari semua pihak sangat krusial untuk menciptakan ekosistem olahraga yang sehat dan kompetitif, ”
Dalam penutupnya, Hasbi berharap agar PON berikutnya dapat menjadi momentum untuk melakukan perubahan positif dan meningkatkan prestasi atlet NTB. “Kita harus optimis dan bekerja sama agar atlet kita bisa kembali bersinar di pentas olahraga nasional,” tutupnya.
(LK)