Liputanntb.com – Pemenang, 25 Januari 2025 – Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) melanjutkan komitmennya terhadap pendidikan dan pemberdayaan generasi muda melalui acara “Roadshow UNU LiterAction!” yang digelar di SMKN 1 Pemenang. Acara ini dihadiri oleh Kepala Program Studi Ekonomi Islam UNU NTB, Muhammad Yaqub, S.H.I., M.E., yang mengupas fenomena “Marriage is Scary”, sebuah penyeselan terbesar dalam hidup yang dialami oleh generasi muda. Mereka membagikan kisahnya tersebut di media sosial, khususnya di TikTok.
Fenomena ini muncul karena semakin semakin menyadari bahwa menikah bukan sekadar romantisme atau mengikuti tekanan sosial. Sebagian besar mengungkaplan penyesalan atas keputusan menikah tersebut terutama dilandasi karena pernikahan yang dilakukan sering kali diambil tanpa persiapan yang matang. Namun, perlu disadari bahwa pernikahan tidaklah buruk, asalkan didukung oleh kesiapan mental, emosional, finansial, dan pendidikan yang memadai. Pernikahan membutuhkan kesiapan yang lebih dari sekadar cinta. Ketika pasangan muda tidak memiliki kesiapan tersebut, mereka sering kali menghadapi berbagai masalah, seperti:
1. Ketidakstabilan Ekonomi: Pasangan muda yang menikah tanpa pendidikan atau keterampilan kerja sering kali terjebak dalam kesulitan finansial.
2. Tekanan Emosional: Ketidakdewasaan emosional menyebabkan konflik yang sering kali berujung pada perceraian.
3. Kehilangan Kesempatan Mengembangkan Diri: Pernikahan dini sering membatasi ruang bagi individu untuk mengejar pendidikan, karier, dan impian mereka
Namun, penting untuk dicatat bahwa ketakutan terhadap pernikahan ini tidak berarti bahwa pernikahan itu sendiri adalah sesuatu yang buruk. Justru, pernikahan bisa menjadi langkah besar menuju kehidupan yang lebih baik, jika dipersiapkan dengan matang.
Pernikahan yang Sehat Dimulai dari Pendidikan yang Baik
Pendidikan adalah fondasi utama untuk membangun kehidupan rumah tangga yang sehat dan stabil. Dengan pendidikan, individu dapat memahami apa yang dibutuhkan dalam pernikahan, seperti manajemen keuangan, komunikasi yang efektif, dan cara menghadapi konflik. Pendidikan juga membuka peluang ekonomi yang lebih besar, sehingga pasangan tidak terjebak dalam kemiskinan.
Baca juga : Cara Selamat dari Tsunami, UNU LiterAction! Perkenalkan Teknik 20-20-20
“Pernikahan bukanlah hal yang harus ditakuti, tetapi harus dipersiapkan. Melalui pendidikan, kita tidak hanya membangun masa depan dan pribadi yang lebih baik, tetapi juga menciptakan fondasi keluarga yang kokoh dan bahagia. Tidak ada dua insan yang cocok 100%, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya. Namun bagaimana sekarang, menimalisir kekurangan tersebut dengan pemenuhan kebutuhan finansial yang memadai, kesiapan mental yang cukup, kemudian kemampuan atau cara berpikir yang kritis dalam menyelesaikan masalah, apapun itu, di perguruan tinggi seperti UNU NTB sebagai kampus peradaban bangsa. Kita akan ditempa, tidak ada kata terlambat untuk kuliah”, ujarnya.
Beliau juga menekankan bahwa pernikahan dini sering kali muncul karena kurangnya edukasi tentang kehidupan rumah tangga dan tekanan sosial untuk menikah di usia muda. Pendidikan adalah cara untuk melawan tekanan ini, memberi individu keberanian untuk memilih jalan hidup yang sesuai dengan impian mereka. Yaqub pun mengaitkan hal ini dengan permasalahan mendalam yang dihadapi Lombok Utara terkait tingginya angka pernikahan usia anak atau merariq kodeq.
Merariq kodeq menjadi tradisi yang hingga kini masih membayangi masa depan anak-anak muda di Lombok Utara. Berdasarkan data terbaru dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Utara, mencatat hingga Mei 2024 terdapat 30 kasus pernikahan anak di wilayah ini. Meskipun angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 63 kasus. Namun, penurunan ini tidak lantas menghapus kekhawatiran akan dampak yang ditimbulkan oleh praktik tersebut. Pernikahan usia dini tidak hanya menghentikan pendidikan anak-anak perempuan, tetapi juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan, seperti meningkatnya risiko kematian ibu muda dan stunting pada bayi yang dilahirkan. Lebih jauh lagi, pernikahan dini menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan ekonomi, karena pasangan muda yang menikah sering kali belum memiliki kesiapan finansial untuk menghadapi kebutuhan hidup rumah tangga.
Page: 1 2
Liputanntb.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menetapkan honorarium bagi dosen, termasuk Guru Besar, Lektor,…
Liputanntb.com - Anisa Tasya Amelia, yang dikenal sebagai Melly 3GP, telah divonis satu tahun penjara…
Liputanntb.com - NTB. Fenomena kampus negeri yang membuka penerimaan mahasiswa baru hingga beberapa gelombang semakin…
Liputanntb.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah merilis daftar 129 perguruan tinggi yang…
Liputanntb.com - Lombok Tengah - Sekertaris Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Republik Indonesia (GMPRI) Lombok Tengah…
Pemenang, 23 Januari 2025 - UNU LiterAction! kembali hadir di tengah generasi muda melalui roadshow…